Disadur dari Book Of My Mother
Ibuku hanya memiliki satu kaki dan mata. Aku membencinya sungguh memalukan. Ia menjadi juru masak di rumah tetanggaku dan berjualan kue di sekolahku, untuk membiayai keluarga. Suatu hari ketika aku masih SD, ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia lakukan ini? Aku memandangnya dengan penuh kebencian dan melarikan diri. Ibuku terdiam hanya memandang.
Keesokan
harinya di sekolah. ”Ibumu hanya punya satu kaki dan satu mata. ?!?!” Iieeeeee,
ejek seorang temanku. Aku berharap ibuku lenyap dari muka bumi. Ujarku pada
ibu, “Bu, Mengapa Ibu tidak punya satu kaki dan satu mata lainnya? Kalau Ibu
hanya ingin membuatku ditertawakan, lebih baik Ibu mati saja!!!” Ibuku tidak
menyahut. Aku merasa agak tidak enak, tapi pada saat yang bersamaan, lega
rasanya sudah mengungkapkan apa yang ingin sekali kukatakan selama ini. Mungkin
karena Ibu tidak menghukumku, tapi aku tak berpikir sama sekali bahwa
perasaannya sangat terluka karenaku.
Malam
itu. Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku
sedang
menangis, tanpa suara, seakan-akan ia takut aku akan terbangun karenanya. Ia
memandangku sejenak, dan kemudian berlalu dengan kaki pincang. Akibat
perkataanku tadi, hatinya tertusuk. Walaupun begitu, aku membenci ibuku yang
sedang menangis dengan satu kaki dan matanya. Jadi aku berkata pada diriku
sendiri bahwa aku akan tumbuh dewasa dan menjadi orang yang sukses.
Kemudian
aku belajar dengan tekun, ibuku terus bekerja membelikanku baju, buku sekolah,
membayar uang sekolah. Dan akhirnya aku lulus dan mendapat beasiswa masuk
perguruan tinggi. Kutinggalkan ibuku dan pergi ke Jakarta untuk menuntut ilmu.
Lalu aku pun menikah. Aku membeli rumah. Kemudian akupun memiliki anak. Kini
aku hidup dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat
tinggalku karena tidak membuatku teringat akan ibuku.
Kebahagian
ini bertambah terus dan terus, ketika ibuku datang ke rumahku. Apa?! Siapa
ini?! Itu ibuku. Dengan terlihat kepanasan di wajahnya, berkeringat dan terengah-engah
dengan kaki dan mata satunya. Seakan-akan langit runtuh menimpaku. Bahkan
anak-anakku berlari ketakutan, ngeri melihat bentuk ibuku yang gak karu-karuan.
Kataku, “Siapa kamu?! Aku tak kenal dirimu!!” ”Berani-beraninya kamu datang ke
sini dan menakuti anak-anakku! !” ”KELUAR DARI SINI! SEKARANG!!” Ibuku hanya
menjawab perlahan, “Oh, maaf. Sepertinya saya salah alamat,” dan ia pun berlalu
dengan tongkat kakinya. Untung saja ia tidak mengenaliku. Aku sungguh lega. Aku
tak peduli lagi. Akupun menjadi sangat lega.
Suatu
hari, sepucuk surat undangan reuni sekolah tiba di rumahku di Jakarta. Aku
berbohong pada istriku bahwa aku ada urusan kantor. Akupun pergi ke sana.
Setelah reuni, aku mampir ke gubuk tua, yang dulu aku sebut rumah.. Hanya ingin
tahu saja.
Di
sana, kutemukan ibuku tergeletak dilantai yang dingin. Namun aku tak meneteskan
air mata sedikit pun. Ada selembar kertas di tangannya. Sepucuk surat untukku.
”Anakku..Kurasa hidupku sudah cukup panjang.. Dan aku tidak akan pergi ke
Jakarta lagi. Namun apakah berlebihan jika aku ingin kau menjengukku sekali ?
Aku sangat merindukanmu. Dan aku sangat gembira ketika tahu kau akan datang ke
reuni itu. Tapi kuputuskan aku tidak pergi ke sekolah. Demi kau. Dan aku minta
maaf karena hanya membuatmu malu dengan keadaan cacat fisiku.
Kau
tahu, ketika kau masih dalam kandungan ibu mengalami kecelakaan , ketika ibu
masih hamil seseorang telah dengan sengaja menabrak kaki ibu hingga patah.
Tetapi untung kandungan ibu selamat, akhirnya ibu melahirkan bayi lucu yaitu
kamu, tetapi sayang tuhan hanya memberikan mu satu mata . Sebagai seorang ibu,
aku tak tahan melihatmu tumbuh hanya dengan mata satu. Maka aku berikan mata
satuku kepadamu,. Aku sangat bangga padamu yang telah melihat seluruh dunia
untukku, ditempatku, dengan mata itu. Aku tak pernah marah atas semua
kelakuanmu. Ketika kau marah padaku.. Aku hanya membatin sendiri, “Itu karena
ia mencintaiku” Anakku! Oh, anakku!”
Akupu
menangis sekeras dan memeluk ibuku erat-erat meminta maaf, namun sayang ternyata
Ibuku sudah beberapa jam lalu meninggal dalam kesendiriannya.
Bersyukurlah
atas apa yang Anda miliki sekarang dibandingkan apa yang tidak dimiliki oleh
jutaan orang lain! Luangkan waktu untuk mendoakan ibu Anda!
Bersegeralah
meminta maaf kepada Orang Tua Anda.,.,..,.,.,
Disadur dari Book Of My Mother
Selamat Hari
Ibu