Atomic Absorption Spectrophotometer
(AAS)
AAS sering juga disebut dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA),
Absorbsi atom adalah spektroskopi atom yang pertama kali dapat diandalkan untuk
menganalisa adanya logam dalam sampel yang berasal dari lingkungan.
AAS itu sendiri adalah salah satu
instrument untuk mengukur konsentrasi usur pada suatu element yang menggunakan
prinsip eksitasi pada atom. Penggunaan AAS ini sekarang cukup popular, ada yang
digunakan untuk cek darah dan urin misalnya pada analisis klinis, untuk
industri pertambangan, industri kimia, dll
Sesuai dengan namanya ini adalah sebuah instrumen yang
menggunakan spektrum cahaya sebagai kompenen utama pengukuran. Prinsipnya adalah serapan spektra cahaya yang dilakukan oleh
Atom – atom, ini yang spesialnya. Jadi kalau dibalik bahasanya menjadi : instrumen
dengan prinsip serapan cahaya oleh atom-atom.
Sampel SSA adalah larutan (harus larutan) dan
instrumen ini sangat spesial untuk pengukuran Logam. jadi sampel adalah logam
yang terlarut dalam air.
Jadi akan menyerap cahaya adalah Logam dalam
bentuk Atom. Cara mendapatkanyakan jadi gampang karena air sebagai pelarut sangat
mudah diuapkan, komponen lain
kalau ada biasanya senyawa organik atau anion
itupun mudah dihilangkan yaitu dengan cara dibakar bila kita membakar suatu
campuran (larutan) pada suhu diatas 500 derajat cescius, maka senyawa non logam
akan hancur, dan logam akan berubah menjadi atom-atomnya,. Maka dalam SSA tidak
ada tempat sampel tapi “ruang bakar”
Hal menarik lain dalam instrumen ini adalah sumber
cahaya yang dipakai. Kalau dalam spektrofotometer UV-Vis sumber lampu cukup
satu untuk semua sampel, yaitu lampu wolfram untuk wilayah Visible dan
Deuterium untuk wilayah UV, sementara dalam SSA lampu yang dipakai namanya
“Lampu katoda Berongga” dimana untuk tiap Logam punya lampu sendiri jadi kalau
mau mengukur Hg maka harus digunakan lampu katoda berongga Hg. Terpaksa
dilakukan seperti ini supaya spektrum yang terpancar memiliki panjang gelombang
yang tepat untuk tiap atom yang diukur, sehingga hasil analisis bisa sangat akurat.
Keistimewaan yang lain dari SSA adalah penempatan
monokromator setelah sampel, padahal fungsi monokromator adalah untuk memilih
panjang gelombang, berbeda dengan UV-Vis
Lampu yang dipakai adalah khusus atau spesifik artinya lampu hanya
memancarkan satu panjang gelombang, tidak perlu lagi dipilih pilih, justru
setelah melewati sampel yang berada di ruang bakar panjang gelombang jadi tidak
pasti karena namanya ruang bakar pakai api, pasti ada sinar dari api, sinar
inilah yang harus disaring, sehingga yang sampai di detektor tetap panjang
gelombang yang diinginkan. penentuan kadar sama seperti pada instrumen lain,
lebih baik gunakan kurva standar.
Prinsip dasar AAS
AAS bekerja dengan cara mengukur panjang gelombang
yang dipancarkan oleh atom. Agar dapat memancarkan energi, maka atom harus
dalam keadaan tereksitasi. Pengubahan tingkat atom dari tingkat standar menjadi
tingkat eksitasi dilakukan dengan cara memberikan energi pada atom. Energi yang
di serap atom membuat electron yang berada pada kulit bagian dalam terlepas,
lepasnya electron pada kulit bagian dalam menyebakan electron yang berada di
luar menempati posisi kosong di kulit bagian dalam, sehingga atom akan
memancarkan energi dengan panjang gelombang sesuai dengan karakteristikny.
Setiap atom dari setiap unsur memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda
sesuai dengan karakteristiknya.
Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik
analisis kuantitafif dari unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai
bidang karena prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah,
sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang
sesuai dengan standar, waktu analisis sangat cepat dan mudah dilakukan. AAS
pada umumnya digunakan untuk analisa unsur, spektrofotometer absorpsi atom juga
dikenal sistem single beam dan double beam layaknya Spektrofotometer UV-VIS.
Sebelumnya dikenal fotometer nyala yang hanya dapat menganalisis unsur yang
dapat memancarkan sinar terutama unsur golongan IA dan IIA. Umumnya lampu yang
digunakan adalah lampu katoda cekung yang mana penggunaanya hanya untuk
analisis satu unsur saja.
Dalam AAS kita mengukur serapan (absorbsi) yang dialami oleh seberkas sinar yang melalui kumpulan atom-atom. Serapan akan bertambah dengan bertambahnya jumlah atom yang menyerap sinar tersebut.
Sinar tersebut bersifat monokromatis dan mempunyai
panjang gelombang (λ) tertentu. Suatu atom unsur X hanya bisa menyerap sinar
yang panjang gelombangnya sesuai dengan unsur X tersebut. Artinya, sifat
menyerap sinar ini merupakan sifat yang khas (spesifik) bagi unsur X tersebut.
Misal : atom Cu menyerap sinar dengan λ = 589,0 nm sedangkan atom Pb menyerap
sinar dengan λ = 217,0 nm. Dengan menyerap sinar yang khas, atom tersebut tereksitasi
(elektron terluar dari atomnya tereksitasi ke tingkat energi yang lebih
tinggi).
Hubungan antara serapan yang dialami oleh sinar dengan
konsentrasi analit dalam larutan standar bisa dipergunakan untuk menganalisa
larutan sampel yang tidak diketahui, yaitu dengan mengukur serapan yang
diakibatkan oleh larutan sampel tersebut terhadap sinar yang sama. Biasanya
terdapat hubungan yang linier antara serapan (A) dengan konsentrasi (c)
dalam larutan yang diukur dan koefisien absorbansi (a).
A = a . b . c
Dari hukum Lambert-Beer / Bouguer-Beer
”Bila cahaya monokromatis dilewatkan pada media transparan maka berkurangnya intensitas cahaya yang ditransmisikan sebanding dengan ketebalan (b) dan konsentrasi larutan.”
Cara sederhana untuk menemukan konsentrasi unsur logam
dalam cuplikan adalah dengan dengan membandingkan nilai absorbans (Ax) dari
cuplikan dengan absorbansi zat standar yang dikerahui konsentrasinya.
Ax = Cx
As = Cs
Dimana
Ax = absorban sampel
As = absorban standar
Cx = konsentrasi sampel
Cs = konsentrasi standar
Komponen – komponen Atomic
Absorption Spectrophotometer
1.
Lampu katoda berongga (Hollow Cathode Lamp)
Lampu katoda berongga terdiri atas tabung gelas
yang diisi dengan gas argon (Ar) atau neon (Ne) bertekanan rendah (4-10
torr) dan di dalamnya dipasang sebuah katoda berongga dan anoda. Rongga katoda
berlapis logam murni dari unsur obyek analisis. Misalnya : untuk pengukuran Fe
diperlukan lapisan logam Fe. Batang anoda terbuat dari logam wolfram / tungsten
(W)
2.
Ruang pengkabutan (Spray Chamber)
Merupakan bagian di bawah burner dimana larutan contoh
diubah menjadi aerosol. Dinding dalam dari spray chamber ini dibuat dari
plastik / teflon. Dalam ruangan ini dipasang peralatan yang terdiri atas :
1.
Nebulizer glass bead atau impact bead (untuk
memecahkan larutan menjadi partikel butir yang halus)
2.
Flow spoiler (berupa baling-baling berputar,
untuk mengemburkan butir / partikel larutan yang kasar)
3.
Inlet dari fuel gas dan drain port (lubang
pembuangan)
3 Pembakar (Burner)
Merupakan alat dimana campuran gas (bahan bakar dan
oksida) dinyalakan. Dalam nyala yang bersuhu tinggi itulah terjadi pembentukan
atom-atom analit yang akan diukur. Alat ini terbuat dari logam yang tahan panas
dan tahan korosi. Desain burner harus dapat mencegah masuknya nyala ke dalam spray
chamber. Hal ini disebut ”blow back” dan amat berbahaya. Burner
untuk nyala udara asetilen (suhu 2000 – 22000 C) berlainan dengan
untuk nyala nitrous oksida-asetilen (suhu 2900 – 30000 C). Burner
harus selalu bersih untuk menjamin kepekaan yang tinggi dan kedapatulangan (repeatability)
yang baik.
4.
Monokromator & Slit (Peralatan optik)
Fungsi : untuk mengisolir sebuah resonansi dari sekian
banyak spektrum yang dihasilkan oleh lampu katoda berongga.
5.
Detektor
Detektor yang biasa digunakan dalam AAS ialah jenis photomultiplier
tube, yang jauh lebih peka daripada phototube biasa dan responnya juga
sangat cepat (10-9 det). Fungsinya untuk mengubah energi radiasi yng
jatuh pada detektor menjadi sinyal elektrik / perubahan panas
6. Lain-lain
1.
Pembuangan gas dan udara kotor (exhaust dust)
2.
Pipa saluran gas
Metode Atomic Absorption Spectrophotometer
(AAS)
1.
Teknik Nyala
- Hydride Generation ( analisis logam volatile : As, Sb, Se, Sb, Sn )
- Flame ( hampir semua logam, dalam ppm )
2.Teknik Tanpa Nyala
- Grafit Furnace ( hampir semua logam, dalam ppb )
- Cold Vapor ( khusus logam Hg )
1.
Metode Nyala ( Flame )
Sampel diaspirasikan ke spray chamber lewat
kapiler dari nebulizer. Penyedotan ini akibat efek tekanan gas oksidan
yang masuk ke nebulizer. Aliran larutan ini keluar kapiler dengan
kecepatan tinggi dan segera menumbuk silica glass bead di depannya
sehingga terpecahlah larutan membentuk butir-butir kabut. Kabut ini
bercampur dengan gas membentuk aerosol. Setelah proses pengkabutan, campuran
gas naik menuju burner maka terjadi proses pemanasan dan
pengatoman. Setelah itu terjadi penyerapan sinar oleh atom, banyaknya sinar
yang diserap berbanding lurus dengan kadar zat.
2.
Metode Tanpa Nyala ( Flameless )
Atomisasi tanpa nyala dilakukan dengan energi listrik
pada batang karbon yang biasanya berbentuk tabung grafit. Contoh diletakkan
dalam tabung grafit dan listrik dialirkan melalui tabung tersebut
sehingga tabung dipanaskan dan contoh akan teratomisasikan. Temperatur tabung
grafit dapat diatur dengan merubah arus listrik yang dialirkan, sehingga
kondisi temperatur optimum untuk setiap macam contoh / unsur yang dianalisa
dapat dicapai dengan mudah
3.
Metode Cold Vapor
Pada metode ini senyawa raksa ( Hg ) dalam contoh uji
dioksidasikan dengan penambahan KmnO4 menjadi Hg2+ pada
proses destruksi ( dengan waterbath ) pada suhu 950 C, proses
destruksi dilakukan dalam suasana asam Hg2+ yang terbentuk direduksi
oleh SnCl2 menjadi Hg0 ( uap Hg ). Kemudian atom netral
tersebut akan menguap sebagai atom-atom bebas dan didorong oleh udara ke sel.
Jika cahaya dengan panjang gelombang lampu katoda Hg melalui sel, maka sinar
yang diabsorbsi oleh Hg berbanding lurus dengan kadar Hg.
Keuntungan metode AAS
Keuntungan metode AAS dibandingkan dengan
spektrofotometer biasa yaitu spesifik, batas deteksi yang rendah dari larutan
yang sama bisa mengukur unsur-unsur yang berlainan, pengukurannya langsung
terhadap contoh, output dapat langsung dibaca, cukup ekonomis, dapat
diaplikasikan pada banyak jenis unsur, batas kadar penentuan luas (dari ppm
sampai %). Sedangkan kelemahannya yaitu pengaruh kimia dimana AAS tidak mampu
menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat terhadap Ca, pengaruh
ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga
menimbulkan emisi pada panjang gelombang yang sama, serta pengaruh matriks
misalnya pelarut.
Cara Kerja AAS :
- pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting, main unit, dan komputer secara berurutan.
- Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul perintah ”apakah ingin mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan jika tidak No.
- Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu katoda yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket lampu katoda akan berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau ditambahkan dengan mudah.
- Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.
- Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.Dipilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang diinginkan
- Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings. Diatur parameter yang dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ; measurement; concentration ; number of sample: 2 ; unit concentration : ppm ; number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm.
- Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up.
- Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam.
- Pada menu measurements pilih measure sample.
- Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian dipindahkan ke standar 1 ppm hingga data keluar.
- Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama untuk standar 3 ppm dan 9 ppm.
- Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan pengukuran blanko, hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus.
- Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan pengukuran.
- Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2.
- Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print atau pada baris menu dengan mengklik file lalu print.
- Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas
burner selama 10 menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer
dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian kompresor, setelah itu ducting dan
terakhir gas.