Keadaan suhu di bumi sekarang ini
semakin hari semakin panas kita rasakan. Suhu pun tidak stabil. Cuaca yang
tidak menentu membuat kehidupan di muka bumi ini terancam. Pembangunan gedung-gedung
besar dan tinggi serta pembabatan hutan secara liar merupakan salah satu
penyebab makin panasnya suhu bumi, karena tidak seimbangnya kadar karbon
dioksida di udara dengan polusi yang ditimbulkan oleh msin-mesin industri, asap
kendaraan bermotor, dan lain-lain.
Sejak revolusi industri tahun 1750, industrialisasi
di dunia, khususnya di Eropa terus meningkat. Ini menyebabkan kadar gas yang
berbahaya semakin meningkat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat
orang lupa akan kelestarian lingkungannya, namun seiring dengan itu usaha-usaha
perbaikan lingkungan pun juga gencar dilaksanakan.
Efek Rumah Kaca adalah meningkatnya konsentrasi gas
karbon dioksida di atmosfer bumi sehingga membuat semakin banyak
gelombang yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap oleh atmosfer.
Hal ini yang membuat suatu peristiwa yang dinamakan pemanasan global.
Efek
Rumah Kaca merupakan proses pemanasan dari permukaan suatu benda langit
atau diangkasa yang disebabkan oleh komposisi serta keadaan atmosfernya.
Benda-benda langit yang dimaksudkan terutama adalah planet maupun satelit.
Sebenarnya efek rumah kaca hampir ada diberbagai planet di tata surya seperti
Bumi, Mars, Venus, dan benda-benda langit lainnya, namun pembahasa penuhnya
adalah efek rumah kaca di planet Bumi yang kita tinggali ini. Efek rumah kaca,
diusulkan pertama kali pada tahun 1828 oleh seorang fisikawan dan matematikawan
asal Perancis yang bernama Jean Baptise Joseph Fourier.
Efek Rumah Kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua
hal berbeda, efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek
rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat kegiatan manusia Yang belakang
diterima oleh semua, yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun
ada beberapa perbedaan
Secara alamiah cahaya matahari (radiasi gelombang
pendek) yang menyentuh permukaan bumi akan berubah menjadi panas dan
menghangatkan bumi. Sebagian dari panas ini akan dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi ke angkasa luar sebagai radiasi infra merah gelombang panjang.
Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di
atmosfer yang menyelimuti bumi (disebut gas rumah kaca seperti : uap air,
karbon-dioksida/CO2 dan metana ) sehingga panas sinar tersebut terperangkap di
atmosfer bumi.
Peristiwa ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK)
karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan
terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat
menghangatkan seisi rumah kaca tersebut. Peristiwa alam ini menyebabkan bumi
menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada Efek Rumah
Kaca maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin.
Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek rumah
kaca ini, karena tanpanya, planet ini akan sangat dingin sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih
di atmosfer dan berlanjut, akibatnya pemanasan bumi akan berkelebihan dan akan
semakin berlanjut.
Gas-gas yang disebut gas rumah kaca bisa muncul
secara alami di lingkungan bumi, namun bisa juga timbul karena aktivitas
manusia. Setidaknya gas rumah kaca yang dianggap paling banyak adalah berasal
dari uap air yang dimana unsur tersebut mencapai atmosfer akibat penguapan air
laut, danau serta sungai. Sedangkan karbondioksida merupakan gas terbanyak
kedua setelah uap air. Untuk gas rumah kaca lain dari proses alami diantaranya
adalah letusan vulkanik dari gunung berapi, pernapasan hewan maupun manusia
yang menghirup oksigen lalu membuang karbondioksida serta dan pembakaran
material organik seperti tumbuhan maupun kegiatan industri. Meskipun uap air
juga turut bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari adanya efek rumah
kaca, namun kebanyakan orang menganggap bahwa efek rumah kaca hanya diakibatkan
oleh naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) serta gas-gas lain. Anggapan
tersebut memang bisa dianggap tidak salah, namun kurang tepat.
Kenaikan karbon dioksida (CO2) yang merupakan
sejenis senyawa kimia berbentuk gas ini biasanya disebabkan oleh adanya
pembakaran bahan bakar minyak, batu bara serta bahan bakar organik lainnya yang
melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan maupun laut untuk menyerapnya. Hal inilah
yang akhirnya mengakibatkan adanya efek rumah kaca.
Gas Hidrokarbon Metana biasanya dilepaskan
selama produksi serta transportasi batu bara, gas alam, maupun minyak bumi.
Metana yang dianggap sebagai komponen utama gas alam masuk dalam kategori gas
rumah kaca dan mengakibatkan efek rumah kaca.