Firman Allah SWT dalam Alquran Surat
Luqman Ayat 14:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun [1181]. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu". (QS. Luqman : 14)
Rasulullah SAW pernah bersabda :
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku
harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab,
‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi
shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya
kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut
bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam
menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Hadits
tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu,
harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi
shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara
kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa
menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil,
kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak,
hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki
oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya.
Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan,
seolah-olah sembilan tahun.
Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan
nyawanya.
Dia telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya
karena menjagamu.
Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu
dari padadirinya serta makanannya.
Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.
Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau
mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali
kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu.
Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta
supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.
Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang
tidak baik.
Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun
terang-terangan.
Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan
dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu.
Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar.
Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan.
Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada
ibumu.
Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.
Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang
mudah.
Engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.
Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.
Padahal Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu
dengan celaan yang lembut.
Yah, kita
mungkin tidak punya kapasitas untuk menghitung satu demi satu hak-hak yang
dimiliki seorang ibu. Islam hanya menekankan kepada kita untuk sedapat mungkin
menghormati, memuliakan dan menyucikan kedudukan sang ibu dengan melakukan
hal-hal terbaik yang dapat kita lakukan, demi kebahagiannya.
“Seseorang
datang kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Aku akan
berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam
keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana
engkau telah membuat keduanya menangis.” (Shahih : HR.
Abu Dawud (no. 2528), An-Nasa-i (VII/143), Al-Baihaqi (IX/26), dan Al-Hakim
(IV/152))
Jika seorang ibu meridhai anaknya,
dan do’anya mengiringi setiap langkah anaknya, niscaya rahmat, taufik dan
pertolongan Allah akan senantiasa menyertainya. Sebaliknya, jika hati seorang
ibu terluka, lalu ia mengadu kepada Allah, mengutuk anaknya. Cepat atau lambat,
si anak pasti akan terkena do’a ibunya.
Wal
iyyadzubillaah...
Saudariku…jangan sampai terucap dari
lisan ibumu do’a melainkan kebaikan dan keridhaan untukmu. Karena Allah
mendengarkan do’a seorang ibu dan mengabulkannya. Dan dekatkanlah diri kita
pada sang ibu, berbaktilah, selagi masih ada waktu…