Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan
nyawanya.
Dia telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya
karena menjagamu.
Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu
dari padadirinya serta makanannya.
Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.
Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau
mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali
kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu.
Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta
supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.
Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang
tidak baik.
Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun
terang-terangan.
Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan
dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu.
Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar.
Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan.
Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada
ibumu.
Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.
Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang
mudah.
Engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.
Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.
Yah, kita
mungkin tidak punya kapasitas untuk menghitung satu demi satu hak-hak yang
dimiliki seorang ibu. Islam hanya menekankan kepada kita untuk sedapat mungkin
menghormati, memuliakan dan menyucikan kedudukan sang ibu dengan melakukan
hal-hal terbaik yang dapat kita lakukan, demi kebahagiannya.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan anda,,,