Selasa, 16 Desember 2014

Dear Sobat...

Dear sobat...

Dunia ini tidak selebar telapak tanganmu, manakala kamu bosan... kamu bisa membolak baliknya...  dan bagaimana menurutmu bila iya dunia selebar telapak tanganmu??... Hmmmm... kamu ada disebelah mana ??? jempol?? kelingking??? ato telunjuk... pada saat kamu dijempol kamu akan menang bila bertemu si telunjuk...  dan ketika bertemu kelingking kamupun akan kalah...
Itulah... bila dunia yg kamu lihat hanya selebar telapak tanganmu..
Dalam hidup... kamu hanya memikirkan bagaimana kamu bisa lebih dari yg lainnya..
Berkata kata, bertingkah laku, berucap...  Semuanya kamu ingin merasa bahwa kamu harus lebih dari yg lainnya...
Tidakkah kamu lihat disekelilingmu???...  bahwa sebetulnya dunia itu beratap Langit,.. dan diatas langit yg mampu kamu lihat... masih ada langit diatasnya....
Ketika kamu berbicara seolah kamu yg paling benar... itulah saat yg tanpa kamu sadari bahwa masih ada orang yang lebih hebat darimu yg hidup dimuka bumi ini...

Sobat...
Suatu ketika kamu merasa bahagia, jgn lupa... bahwa sedih itu batasnya hanya setitik airmata...
Maka ketika kamu merasa bahagia... lihat disekelilingmu... Jangan karena ucap bahagiamu membawa luka yg lainnya... lihat disisi mu... jgn karena ulah bahagiamu membawa sedih yg lainnya... lihat diatasmu... jangan karena ucap bahagiamu... membuat kamu lupa kepalanya...

Sobat...
Ada kalanya kamu bersedih, jangan lupa...  bahagia itu batasnya hanya satu senyuman...
Maka ketika kamu bersedih... menunduklah kamu... Jagan karena kesedihannmu... membuatmu lupa pada Dia yg memberimu cobaan
Jangan karena kesedihanmu... membuatmu lupa bahwa itu tidak akan melebihi kemampuanmu

Sobat...
Bila kamu merasa bahagia... bersyukurlah...  dan bila kamu merasa sedih berzikirlah...
Bersyukur bahwa kamu tetap mengingatNya dikala bahagia...
Dan dengan tetap mengingatNya dikala sedih...
Dia senantiasa mengingatmu dengan segala pertolonganNya.

Sobat....
Kala kamu bahagia bukan berarti kamu menang...
Kala kamu bersedih juga bukan berarti kamu kalah..
Ini hanya fase hidupmu...dan ingatlah apa yg kamu lihat....apa yg kamu dengar..belum tentu benar..
Dan apa yg kamu rasa benar juga belum tentu salah...

Sobat...
Bersabarlah...terhadap apa yg dihadapi
Tetaplah teguh pada apa yg telah kamu dapatkan pada keyakinanmu
Dan yakinlah dalam doamu...
karena hanya doa terbaik yg didengarNya
Maka ucapkanlah doa yg baik baik sebagaimana kamu berucap untuk dirimu

INGATLAH
Pemenang tidak selalu harus "TERLIHAT" bahagia
Pemenang tidak selalu harus menerima "PUJIAN"
Pemenang tidak perlu menepuk dada
Pemenang tidak perlu PENGAKUAN

DAN INGATLAH....
Kalah tidak mesti MALU
Kalah tidak harus BERSEDIH
Kalah tidak berarti SALAH
Kalah tidak berarti PENDOSA

MAKA INGATLAH
kalah adalah kemenangan yang TERTUNDA
Kalah adalah BAHAGIA karena telah MENCOBA
Kalah adalah ENERGI untuk bangkit

banyak yg TERTAWA bila kmu KALAH
tapi tidak sedikit yg SAKIT HATI bila kamu jadi PEMENANG...

Sabtu, 15 November 2014

ANALISIS PROKSIMAT PADA BATUBARA

I.       PENDAHULUAN 

Potensi sumber daya batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Badan Geologi Nasional memperkirakan Indonesia masih memiliki 120,53 miliar ton sumber daya batubara dan 31,35 miliar ton cadangan batu bara. Kualitas suatu batubara dapat ditentukan dengan cara analisa parameter tertentu baik secara fisik maupun secara kimia. Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara di laboratorium yang diantaranya berupa analisis proksimat, analisis ultimat dan nilai kalor.

Batubara menjadi salah satu sumber material utama yang digunakan dalam pembuatan bahan bakar. Batubara merupakan sumber daya alam yang berfungsi bukan hanya sebagai bahan bakar mesin uap, tetapi juga mampu digunakan sebagai pembangkit listrik dalam bidang industri (Brown and Spiegel 2017)

Ardian A. Menjelaskan bahwa secara umum batubara terbentuk dari tumbuh-tumbuhan purba yang mengalami pengendapan pada kondisi tertentu selama jutaan tahun. Pada kondisi tertentu disini yaitu pada kondisi dimana tumbuhan purba tersebut terendapkan pada area tanpa oksigen, sehingga bakteri aerob yang akan membusukkan tumbuhan tersebut tidak mampu berkembang dengan baik. Dengan pengendapan yang lama dengan bantuan tekanan dan suhu yang tinggi maka setelah jutaan tahun akan mengalami proses pembatubaraan (coalification), terbentuklah gambut, lignit, sub-bituminus, bituminous, kemudian antrasit secara berurutan berdasarkan kualitas batubara tersebut. Sebenarnya berdasarkan teori tempat terbentuknya, terdapat 2 teori yang dikenal, teori insitu dan teori drift. Pada teori insitu batubara terbentuk ditempat tumbuhan purba tersebut ada, sedangkan teori drift.
 
Material bahan bakar yang penggunaannya mencapai 40% khususnya dalam penghasil listrik adalah batubara (Andrianopoulos, et.al, 2015). Batubara menjadi salah satu sumber material utama yang digunakan dalam pembuatan bahan bakar. Batubara merupakan sumber daya alam yang berfungsi bukan hanya sebagai bahan bakar mesin uap, tetapi juga mampu digunakan sebagai pembangkit listrik dalam bidang industri (Brown and Spiegel 2017). Saat ini, keberadaan batubara didunia semakin menipis akibat penambangan-penambangan yang terus dilakukan. Pembentukan batubara secara sempurna harus ditempuh dalam kurun waktu wang sangat lama.
 
       Batubara berbentuk bahan bakar fosil padat yang pembentukannya diperoleh dari hasil peatifikasi, diagenesis dan metamorfosis tanaman. Tahap  peatifikasi terjadi pada daerah perairan atau rawa-rawa sehingga kadar air pada gambut menjadi meningkat. Selanjutnya, pada tahap diagenetik mulai terjadi pemadatan gambut dan mulai berkurangnya kadar air (dehidrasi) serta terbentuknya gas metana. Kedalaman dari tumpukan gambut sangat mempengaruhi metamorfosis dari batubara. Kedudukan dan letak berbanding lurus dengan suhu serta tekanan yang mengakibatkan batubara mengalami perubahan fisik dan kimia. Tahap inilah yang disebut dengan metamorfosis (Song et al. 2017)

     Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batubara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.

Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa di antaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi di mana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan

II.  ANALISIS BATUBARA
 
       Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara di laboratorium yang diantaranya berupa analisis proksimat, analisis ultimat dan nilai kalor. Analisis Proksimat bertujuan untuk mengkuantifikasi nilai moisture atau air yang dikandung batubara, baik air permukaan (free moisture) maupun air bawaan (inherent moisture), kemudian mengkuantifikasi pula kandungan abu (ash), zat terbang (volatile matters), dan karbon tertambat (fixed carbon). 

Penentuan proksimat merupakan metode awal dalam penentuan kualitas batubara yang meliputi penentuan kandungan kadar air, zat terbang, abu dan karbon tertambat dalam batubara. Standard Operation Prosedur (SOP) analisis proksimat diperlukan untuk memberikan acuan bagi analis untuk menghasilkan nilai hasil uji yang presisi dan akurat.

Dengan mengetahui kadar air dan abu dapat memperkirakan berapa nilai kalori dari batubara dimana semakin tinggi kadar air dan abu akan menghasilkan kalori yang rendah. Zat terbang juga salah satu pengotor dalam batubara dan dapat menentukan range batubara selain nilai kalor. Keberadaan zat terbang yang tinggi dapat menyebabkan batubara terbakar dengan sendiri (self burning). Karena sangat pentingnya parameter proksimat dalam batubara diperlukan analisis yang presisi dan akurat dalam metode analisisnya. 
 
 Analisis Proksimat digunakan untuk menentukan kelas (Rank) dari batubara, Analisis ini memiliki 4 parameter utama yaitu : 

1. Kadar Air ( Moiture )
Kadar air adalah kandungan air yang terdapat pada batubara. Kadar air ini sendiri dapat dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu :
a.Kadar Air Bebas ( Free Surface Moisture )
Kadar air bebas adalah air yang menempel pada permukaan batubara yang berasal dari air hujan dan juga air semprotan yang mana akan mudah menguap dalam kondisi laboratorium.
b.Kadar Air Bawaan (Inherent Moisture)
Kadar air bawaan adalah kadar air yang terdapat pada ronga / pori-pori dan mineral yang terdapat dalam batubara. Air ini dapat dihilangkan pada suhu 1050C – 1100C
c.Kadar Air total
Kadar air total adalah Jumlah dari kadar air bebas ditambah dengan jumlah kadar air bawaan.

2. Kadar Abu (Ash)
Kadar abu adalah kandungan bahan inorganik yang tertinggal atau tidak terbakar sewaktu batubara dibakar pada suhu 8150C

3. Zat Terbang (Volatile matter)
Zat Terbang adalah komponen-komponen dalam batubara yang dapat lepas atau menguap pada saat dipanaskan  diruang hampa udara pada suhu 9000C. Zat terbang ini meliputi zat terbang  mineral (volatile mineral matter) dan zat terbang organik (volatile organic matter).

4. Karbon Tertambat (Fixed carbon)
Karbon tertambat merupakan jumlah karbon yang tertambat pada batubara setelah kandungan-kandungan air, abu dan zat terbangnya dihilangkan.

Penyusunan SOP analisis kimia proksimat batubara diperlukan untuk  memberikan acuan atau pedoman standar bagi analis dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, mengembangkan dan memonitor kegiatan analisis tersebut baik secara instrumen atau manual untuk mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian (human error) serta dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari pekerjaan tersebut. Dalam penyusunan ini juga dibandingkan dua metode, proksimat instrumen dengan manual menggunakan analisis statistik uji T.
      
Penyusunan SOP Analisis Proksimat conto batubara secara instrumen dan manual dilakukan dengan mempelajari dan mengadopsi metode baku baik dari ASTM dan ISO, kemudian dimodifikasi dengan penambahan materi dari manual book alat analisis proksimat yang digunakan di laboratorium. Conto batubara dari daerah Muara Enim, Sumatera Selatan dan daerah Banten dianalisis proksimat menggunakan intrumen atau manual, selanjutnya dibandingkan kedua hasilnya menggunakan uji T.

Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Proksimat Batubara

Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Proksimat Batubara ini meliputi dua metode, yaitu metode analisis proksimat batubara dengan menggunakan instrumen dan metode analisis proksimat batubara dengan metode manual. Acuan yang dipergunakan untuk Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Proksimat Batubara ini adalah sebagai berikut :

1. ASTM D 2013/D 2013M-09 Standard Practice for Preparing Coal Samples for Analysis
2. ASTM D5142-09 Standard Test Methods for Proximate Analysis of the Analysis Sample of Coal and Coke by Instrumenal Procedures (Withdrawn 2010)
3. ASTM D7582-10 Standard test Methods for Proximate Analysis of Coal and Coke by macro Thermogravimetric Analysis
4. ISO 11722:1999 Solid Mineral fuels – Hard Coal – Determination of Kadar air in the general analysis test sample by drying in nitrogen
5. ISO 562 : 1998 Hard Coal and Coke – Determination of Zat terbang Matter
6. ISO 1171:1997 Solid Mineral Fuels – Determination of Ash Content
7.                ASTM D3172-07a Standard Practice for Proximate Analysis of Coal and Coke
8.                Manual Book Instrument Thermogravimetry Analysis TGA 601

SOP Proksimat Batubara meliputi analisis kadar air (moisture), kadar zat terbang (volatile matter), kadar abu (ash) dan karbon tertambat (fixed carbon) dari conto batubara dengan menggunakan instrumen TGA dan secara manual menggunakan alat Carbolite.
     
 Prinsip dari analisis proksimat adalah secara gravimetri yaitu pengukuran berdasar perbedaan berat setelah dilakukan pemanasan. Pemanasan untuk analisis kadar air dilakukan pada temperatur 105 – 1100C, sedangkan untuk zat terbang pada temperatur 950oC untuk proksimat instrumen dan 9000C untuk proksimat manual selama 7 menit. Temperatur untuk kadar abu adalah 7500C untuk proksimat instrumen dan 8150C untuk proksimat manual.

SOP Analisis Penentuan Kadar Air 
Alat dan Bahan
·      Oven (minimum free space oven)
·      Cawan  timbang dengan tutup,
·      Neraca Analitik
·      Penjepit Cawan,
·      Desikator,
·      Gas nitrogen,
·      Batubara 212 µm.

Prosedur / Cara Kerja
1. Atur suhu oven pada temperatur 1050C sampai 1100C sambil mengalirkan gas nitrogen.
2. Timbang 1,0000 gram  contoh  batubara  kedalam  botol  timbang  yang telah diketahui beratnya. Tempatkan tutup botol timbang dibawah masing–masing botol tsb.
3. Masukkan botol timbang berisi contoh kedalam oven. Panaskan botol timbang berisi contoh selama 1 ½ - 3 jam. 
4. Angkat botol timbang berisi contoh yang sudah kering dari dalam oven, dan letakkan di atas lempengan logam sambil ditutup.
5. Biarkan selama 10 menit, selanjutnya pindahkan kedalam desikator.
6. Timbang bila sudah dingin.
7.                Bila pemanasan belum sempurna ulangi pemanasan ± 30 menit dan perbedaan penimbangan tidak lebih dari 1 mg.

Perhitungan: Kadar air contoh batubara dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :     
  x 100 %                     
     Dimana :
·      Mad adalah kadar air lembab dari contoh batubara (%),
·      m1 adalah berat cawan dan tutup (gram),
·      m2 adalah berat cawan dan tutup + contoh sebelum dipanaskan (gram),
·      m3 adalah berat cawan dan tutup + conto setelah dipanaskan (gram)

III.  Peningkatan Mutu Batubara
Berbagai proses peningkatan mutu batubara telah dikembangkan di dunia,  berikut adalah beberapa diantaranya yang dapat dikatagorikan cukup berhasil:
1.  Proses Energy-efficient coal dewatering
Merupakan proses yang menggunakan liquefied dimethyl ether  (OrvlE). Proses ini dikembangkan oleh Energy Engineering Research  Laboratory, Central Research Institute of Electric Power Industry (CRIEPI), Jepang. Peneliti Kanda dkk (2010) menyatakan bahwa meskipun penelitian mereka masih dalam skala laboratorium dan benchscale akan tetapi proses yang mereka kembangkan diyakini akan cukup  menjanjikan, karena tidak saja efisien, tetapi juga efektif. Batubara hasil proses dewatering tidak mengalami perubahan karakteristik dari batubara  asalnya. Jumlah energi yang dikonsumsi per kg air yang dipisahkan adalah  sekitar 2069 kJ, untuk penelitian dengan menggunakan bench-scale unit.  Proses ini mempunyai kemiripan dengan proses yang dikaji dalam  program penelitian yang saat ini sedang dilaksanakan.

2. Proses "White Coal Technology"
Proses ini dikembangkan oleh White Energy Co, Ltd oi Sydney Australia, Dengan proses pengeringan yang relatif sederhana diikuti dengan stabilisasi fisik dan kimia melalui proses briquetting tanpa perekat (binder), batubara sub-bituminus ditingkatkan mutunya menjadi batubara setara bituminous, Menurut White Energy Co,Ltd, teknologi yang mereka kembangkan mempunyai kelebihan dalam pengoperasian dan biaya, serta bisa mengolah secara komersial batubara mutu rendah dengan kandungan
air yang tinggi dalam jumlah yang besar. Masih menurut pemilik teknologi, proses ini menyediakan batubara yang lebih bersih dan lebih efisien untuk dibakar di pembangkit listrik maupun diterapkan di industri yang lain.

3. Proses Hydrothermal upgrading
Proses pengolahan ini dikembangkan oleh Departement of Chemical Engineering-Kyoto University, Jepang yang terdiri dari 3 cara/metoda pengolahan, yaitu : 1 ).cara konvensional dengan menambahkan extra air sebelum batubaradiolah; 2).cara atau metoda "asreceived" atau pengolahan tanpa extra air, dan yang terakhir adalah 3) . metoda separasi , yang memisahkan air dan batubara secara fisika. Upgrading dengan teknik separasi menghasilkan proses pengeringan yang lebih efektif pada temperatur 350°C, dimana kandungan air dalam batubara dapat diturunkan dari 59% hingga tinggal 6%, menghasilkan batubara dengan nilai kalar yang tinggi. Akan tetapi pengolahan pada suhu diatas 300°C menyebabkan bahan mudah terbang (volatile matter) ikut menguap ini berdampak pada sifat atau karakteristik batubara produk berbeda dengan batubara asalnya. Dampak lainnya adalah sifat mudah terbakar batubara asalnya akan berkurang secara signifikan.


4. Hot Water Drying EERC (Energy & Environmental Research Center) 
University of North Dakota di Grand Forks, North Dakota, USA telah mengembangkan proses peningkatan mutu batubara muda yang disebut dengan "hot-water-drying process" yang pada prinsipnya merupakan proses pressure-cooking batubara dengan medium air. Batubara dipisahkan dengan airnya pada kondisi yang mirip dengan proses pada saat batubara sedang mengalami natural metamorphism, akan tetapi metamorphism nya dicapai pada kondisi tekanan yang tinggi. Pada kondisi
tekanan dan temperatur tinggi yang sesuai, lignite tidak hanya akan kehilangan airnya yang terikat secara kimia, tetapi juga berada dalam keadaan dimana tidak akan mengabsorpsi kembali airnya apabila batubara tersebut ditahan dalam air pada tekanan tinggi. Hal ini akan berdampak pada perubahan dalam batubara muda, dimana tar yang terbentuk akan menutupi pori-pori nya.

5. Steam Tube Orying (STO)
Proses pengeringan batubara muda ini dikembangkan oleh Tsukishima Kikai Proses pengeringan batubara muda ini dikembangkan oleh Tsukishima Kikai Co, Ltd, Jepang yang pada prinsipnya memanfaatkan uap turbin pada pembangkit listrik untuk mengeringkan batubara, dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi
konsumsi batubara dan emisi C02. Saat ini Tsukishimakikai CO. telah memasok lebih dari 500 unit STO untuk berbagai aplikasi. Maksimum kapasitas STO yang pernah diproduksi adalah 500 ton/jam untuk pengeringan cooking coal dengan hanya menggunakan 1 dryer saja berukuran 4,2 m x 35,5 m yang dioperasikan selama 1 tahun tanpa kendala. Proses STO pada dasarnya merupakan proses Indirect heating drying, sehingga volume gas buangnya dapat diperkecil. Mekanisme prosesnya seperti pada Kiln mechanism dimana batubara dimasukkan kedalam shell sedangkan uap panas masuk kedalam tube. STO predryingdapat diterapkan pada pembangkit listrik yang sudah ada, yang akan dibangun maupun sistim gasifikasi untuk IGCC dan SNG.

Selasa, 28 Oktober 2014

SMAK Padang

SMAK Padang (Sekolah Menengah Analis Kimia Padang) merupakan salah satu dari tiga Sekolah Menengah Analis Kimia yang berada di bawah naungan Kementerian Per Industrian Republik Indonesia. Sekolah Analis Kimia lainnya itu adalah SMAKBO (Sekolah Menengah Analis Bogor) dan SMAKMA (Sekolah Menegah Analis Kimia Makasar).

SMAK Padang terletak di Jalan Alai Pauh V Kel. Kapalo Koto Kec. Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat. SMAK Padang yang disebut juga SMAKPA merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang memiliki AKREDITASI A. Dan telah memiliki ISO 9001 : 2008 (Menanjemen Mutu). SMAKPA memiliki program pendidikan selama 4 tahun. Satu tahun terakhir itu adalah tahun pemantapan, di mana siswa - siswi dididik untuk bekerja mandiri dan diberikan pengalaman kerja di dunia industri yg dikenal dengan Praktek Kerja Industri (prakerin).

Sejarah Singkat

SMK – SMAK Padang semula bernama Sekolah Analis Kimia Menengah Atas (SAKMA) Padang dengan program 4 (empat) tahun yang didirikan pada tanggal 28 Oktober 1964 oleh Yayasan Imam Bonjol yang diketuai oleh Drs.Azhari (almarhum).
Gedung atau ruang belajar menumpang pada SMP Negeri 2 di jalan Pasar Ambacang dan belejarnya pada sore hari. Kurikulum dan silabus untuk sementara berpedoman pada SAKMA Bogor. Kepala Sekolah pertama diangkat Ibu Ir.Asnidar Kusrin (alumni Fak Teknik Kimia Universitas Gajah Mada) dengan jumlah siswa 15 (lima belas) orang. Pertengahan tahun 1965 Ibu Ir. Asnidar Kusrin mengundurkan diri dari jabatan Kepala sekolah dan selanjutnya dijabat oleh Bapak Drs.Azhari.
Pada pertengahan tahun 1967 ditunjuk Bapak Maigoes Maaroef menjadi kepala sekolah dengan SK Yayasan Imam Bonjol yang ditandatangani oleh Ketua Yayasan Drs.Azhari. Pada tahun tersebut SAKMA pindah ke jalan Kelenteng 319 Padang menempati gedung bekas sekolah Cina. SAKMA menyelenggarakan Ujian Akhir pertama kali pada akhir tahun 1968 dengan jumlah peserta 13 (tiga belas) orang, dan yang dinyatakan “LULUS” sebanyak 11 (sebelas) orang.


Pada Tahun Anggaran 1972/1973 dimulai pembangunan gedung sekolah untuk SAKMA di samping SMA Negeri No.2 Padang dan selesai pada Tahun Anggaran 1975/1976, yang berlokasi di jalan Ir. H. Juanda No.2 Padang.

Pada tanggal 24 Juni 1985 melalui SK Menteri Perindustrian nomor 234/M/SK/6/1985 terjadi perubahan nama dari Sekolah Analis Kimia Menengah Atas (SAKMA) menjadi Sekolah Menengah Analis Kimia Padang (SMAKPA). Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 176/C/Kep/I/87 tanggal 9 Oktober 1987 dinyatakan bahwa ijazah SMAK yang diselenggarakan oleh Departemen Perindustrian dapat dinilai / dihargai setingkat dengan ijazah / STTB SMA Negeri.


Menjelang akhir tahun 1993, Yayasan Imam Bonjol menyerahkan pengelolaan SMAKPA sepenuhnya kepada Departemen Perindustrian. Awal tahun 1997 dimulai pembangunan gedung baru SMAK Padang yang berlokasi di jalan Alai Pauh Kel. Kapalo Koto Kec. Pauh. Pembelajaran pertama di gedung baru tersebut dimulai pada pertengahan tahun 1997 yang berjumlah 3 (tiga) kelas.
Dengan pesatnya perkembangan industri dan teknologi pada akhir abad ke-20, SMAK Padang ikut mempersiapkan diri dengan meningkatkan mutu terutama di bidang sumber daya manusia industri tingkat menengah. Lulusan yang dihasilkan diharapkan mampu menunjang pertumbuhan dan perkembangan industri, dengan memanfaatkan serta mengembangkan segala potensi sumber daya alam yang ada. Ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan di industri, dengan kemampuan menangani analisis kimia industri dan klinis, melaksanakan semua prosedur laboratorium kimia, mengelola limbah dan berjiwa wirausaha. Kompetensi lulusan dapat dibuktikan dengan setifikat dari hasil uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga yang independen, yaitu Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Oleh karena itu, SMAK Padang mendaftarkan laboratoriumnya sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) kepada LSP Telapi dan melalui Surat Keputusan Kepala SMAK Padang No. 267c/SK/SJ6.10/V/2005 tanggal 12 Mei 2005 mengangkat dan menempatkan pegawai pada Laboratorium Tempat Uji Kompetensi (TUK) SMAK Padang.


LSP Telapi merupakan Lembaga Sertifikasi Profesi tenaga laboratorium penguji yang berdiri melalui SK Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi KEP-36/MEN/VIII/2004 tanggal 24 Agustus 2004 dan Akte Notaris Rismelena No. 11 yang telah terakreditasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Berdirinya LSP TELAPI diawali dengan penyusunan standar kompetensi dengan bantuan IAPSD (Indonesia Australia Partnership Development) yang didanai oleh Australia melalui AUSAID. Project Reference Group (PRG) yang dibentuk oleh LABOPS Project merekomendasikan pembentukan suatu lembaga yang mengakomodasi kegiatan sertifikasi (uji kompetensi) dengan unit-unit yang telah disusun oleh para stake holder terdiri dari Industri, Instansi dan Institusi. Kemudian unit-unit kompetensi yang direkomendasikan oleh PRG di uji cobakan oleh pengguna dalam hal ini Industri dan Institusi. Pada saat itu tim dari SMAK Padang terlibat dalam penyusunan learning material dan pilot project tersebut.

Dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan diperlukan rencana strategik melalui penerapan sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001:2008 yang telah dicanangkan bagi seluruh guru, karyawan dan siswa SMAK Padang sejak tanggal 05 Februari 2007 dan sejak 13 Mei 2009 berubah versi menjadi SMM ISO 9001:2008. Dengan diterimanya Penghargaan Citra Pelayanan Prima pada tahun 2008 oleh SMAK Padang dari Presiden Republik Indonesia sesuai dengan SK Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 346/KEP/M.PAN/10/2008 membuktikan SMAK Padang semakin meningkatkan pelayanan kepada seluruh pelanggannya (siswa, orang tua siswa, DU/DI, dan stake holder lainnya).

Pada tanggal 30 September 2009 gempa besar di Padang telah merusak dan membalikkan kondisi yang ada dan kondisi darurat diberlakukan.
Gedung kantor, ruang kelas, perpustakaan, mushala, gedung serbaguna dan laboratorium TUK rusak. Beberapa peralatan kantor dan laboratorium juga rusak, dokumen dan arsip-arsip berserakan. Pembelajaran teori diadakan di tenda-tenda bantuan pemerintah daerah, TNI, pramuka dan lain-lain. Beberapa pembelajaran praktik digabungkan. Kondisi psikologis guru dan siswa tidak tenang dan tidak stabil, sehingga waktu belajar dikurangi.

Resertifikasi laboratorium sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah habis masa berlakunya terpaksa ditunda. Kondisi darurat berlangsung sampai bulan Desember 2009. Tahun 2010 secara berangsur mulai dilakukan renovasi bangunan yang rusak dan saat ini telah dapat dipakai kembali. Resertifikasi laboratorium sebagai TUK diajukan kembali kepada LSP Telapi.
Seiring dengan perkembangan tersebut, SMAK terus menerus melakukan evaluasi diri guna mewujudkan kemandirian dan mengkaji pengembangan berbagai komponen seperti kurikulum dan pembelajaran, administrasi dan manajemen, organisasi dan kelembagaan, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan dan pendanaan, peserta didik, budaya, peran serta masyarakat serta lingkungan sekitar. Pada tanggal 21 April 2011 dilakukan pencanangan dan penandatanganan komitmen seluruh warga SMAK Padang untuk implementasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001:2004.

Sesuai dengan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian Pendidikan Nasional No. 358/M-IND/6/2010 jo No. 06/VI/KB/2010 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Pendidikan Menengah Kejuruan pada Sekolah Menengah Analis Kimia dan Sekolah Menengah Teknologi Industri diperkuat dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 78/M-IND/PER/8/2011 maka nama SMAK Padang berubah menjadi SMK - SMAK Padang.

Melalui strategi pengembangan potensi internal diharapkan SMK - SMAK Padang mempunyai kemapanan dalam mengelola pendidikan menengah kejuruan kompetensi keahlian analis kimia. Kemampuan dan kematangan SMK - SMAK Padang dalam mengelola pendidikan menengah kejuruan didukung oleh kurikulum nasional berbasis kompetensi dan tingkat satuan pendidikan (KTSP), laboratorium, tempat uji kompetensi, magang guru ke DU/DI dan magang siswa dalam bentuk praktek kerja industri/prakerin ke berbagai instansi terkait, lembaga penelitian serta dunia usaha dan dunia industri.