By. http://abisyakir.wordpress.com
Hari ini bangsa kita kembali ribut soal Ahmadiyyah. Ini bukan keributan pertama, tetapi sudah berkali-kali. Bukan pertama kalinya terjadi insiden dalam soal Ahmadiyyah. Berulang-kali juga kita ribut-ribut. Dan endingnya, tidak ada apa-apanya. Ahmadiyyah tetap seger-buger, siap menjadi isu kerusuhan di masa depan; dan FPI lagi-lagi menjadi “kambing hitam”
Mari kita lihat masalahnya…
[1] Masalah Ahmadiyyah sebenarnya bukan masalah
rumit. Ini masalah sepele. Para ulama sedunia sudah sepakat, Ahmadiyyah
sesat-menyesatkan, bahkan mereka kufur alias non Muslim. Jamaah
Ahmadiyyah pun dilarang naik haji ke Tanah Suci. Alasan kekufuran
kelompok ini sudah jelas, antara lain: Meyakini Mirza Ghulam Ahmad
sebagai Nabi setelah Rasulullah Saw, mereka meyakini Kitab At Tadzkirah
sebagai rujukan utama agamanya, mereka menghapuskan Syariat Jihad fi
Sabilillah. Baik Ahmadiyyah Qadiyan atau Lahore, mereka bersekutu dalam
kekufuran. Hanya saja, Ahmadiyyah Lahore lebih berbelit-belit dalam
menyembunyikan kekufurannya.
[2] Inti kesesatan Ahmadiyyah, baik Qadiyan atau Lahore, ialah: Mereka menjadikan Mirza Ghulam Ahmad sebagai rujukan utama ajaran agama mereka.
Ini adalah kesesatan besar. Selain Mirza Ghulam itu bukan ulama, dia
juga bekerja untuk kolonialisme Inggris. Orang seperti ini tidak boleh
dijadikan rujukan. Selain karena tidak berilmu, dia juga ber-wala
(loyal) kepada orang-orang kafir. Siapa loyal kepada orang kafir, dia
pun kufur. (Surat Al Maa’idah).
[4] Bangsa Amerika dikenal sebagai bangsa paling
liberal di dunia. Bertahun-tahun lalu, aparat FBI mengepung sebuah desa
yang dijadikan markas oleh aliran Advent Davidian, yang
dipimpin David Coresh. Desa itu dikepung dengan senjata lengkap,
dikepung dengan helikopter, bahkan melibatkan panser-panser. Aliran
Advent Davidian dianggap sesat dan tidak mau tunduk hukum Amerika, maka
mereka dihabisi dengan kekerasan senjata. Buntut dari penyerangan itu,
salah satu pengikut aliran itu, Timothy McVeigh, dia meledakkan sebuah
truk penuh berisi bahan peledak di depan kantor FBI. Bagian depan kantor
FBI hancur luluh akibat ledakan dahsyat itu. Nah, ini sebuah contoh
cara negara liberal mengatasi aliran sesat.
[5] Untuk membubarkan Ahmadiyyah itu mudah. Mudah
sekali. Toh, negara-negara Muslim lain sudah lama mengatasi masalah ini.
Hanya saja, di Indonesia ini negara sudah tidak memiliki kedaulatan lagi.
Secara formal, kita merdeka; tetapi secara faktual, kita tak lagi
memiliki kemerdekaan. Kemerdekaan kita sudah disandra oleh bangsa-bangsa
asing, termasuk oleh lembaga-lembaga donor dunia. Sebagai contoh, SUN
(Surat Utang Negara) atau SBI (Surat Bank Indonesia) banyak dibeli oleh
pemodal-pemodal asing. Apakah kita akan mengira bahwa pemodal-pemodal
itu akan diam saja melihat perkembangan politik di Tanah Air? Pasti
mereka akan ikut campur. Kepemilikan saham oleh asing dipakai sebagai
alat untuk menekan regim (SBY). Para pemodal asing itu rata-rata
mencintai aliran sesat seperti Ahmadiyyah itu, sebab sesuai kepentingan
mereka.
[6] Dari sisi lain, bangsa Indonesia ini sudah
mengalami “Kiamat Masalah”. Maksudnya, di negeri ini sudah bertumpuk
amat sangat banyak masalah-masalah. Masalah sosial, politik, pendidikan,
budaya, ekonomi, bisnis, birokrasi, hukum, pertahanan-keamanan, agama,
individu, lingkungan, teknologi, dan seterusnya. Banyak dan sangat
banyak sekali masalah. Kekuatan yang kita miliki, tidak cukup untuk menyelesaikan masalah-masalah itu.
Mengapa terjadi demikian? Ya, karena bangsa ini sudah terlalu banyak
berlumuran dosa, kedurhakaan, maksiyat, kezhaliman, kejahatan, dll.
Allah Ta’ala tidak memberkahi kehidupan bangsa ini, karena dosa-dosa
para peghuninya. Karena tidak diberkahi, kita tidak diberi TAUFIQ untuk
mengatasi masalah-masalah kita. Ibarat pisau yang seharusnya tajam dan
berguna untuk keperluan-keperluan bermanfaat, maka pisau di tangan kita
bukan lagi tumpul pul, tetapi sudah tinggal kayu pegangannya saja. Mata
pisaunya sudah tak ada.
Tak henti-hentinya kita mengingatkan bangsa Indonesia: “Berjalanlah
dengan tuntunan Allah. Jangan mengikuti langkah-langkah syaitan. Maka
hidupmu akan dicahayai, langkahmu akan dibimbing, urusanmu akan
ditolong. Namun jika kalian meniti langkah Freemasonry, Yahudi,
Nashrani, atheis, musyrikin, dll. demi Allah hidupmu akan semakin
tenggelam dalam sengsara yang lebih-lebih perih dan panjang.”
Untuk membuktikan apakah kita mau menempuh jalan Allah Ta’ala, maka bubarkanlah Ahmadiyyah, dan tetapkan aliran itu sebagai kelompok di luar Islam.
Hati orang-orang beriman pasti berdiri di atas sikap seperti ini.
Kecuali orang-orang munafik, sesat, atau kufur yang berpura-pura memakai
baju Islam.
Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah dan taufiq kepada kaum
Muslimin di Indonesia. Semoga semakin banyak kaum Ahmadiy yang
bertaubat, dan kembali kepada Islam, serta meninggalkan belenggu
kesesatan yang ditinggalkan oleh pemikiran Mirza Ghulam Ahmad -semoga
Allah melaknat dia sehina-hinanya-. Allahumma amin.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan anda,,,